Selasa, 30 November 2010

Sisa-Sisa Dari Tanah Lombok

Kunjungan ke tanah Lombok miliknya orang Sasak dah berlalu beberapa bulan. Oleh-oleh tentu sudah habis, cerita-cerita pun sudah banyak di bahas. Tapi aku masih punya beberapa jepretan tentang gigihnya perempuan suku Sasak.....Pekerja keras, itulah kata tepat untuk mereka. Ku persembahkan khusus untuk para Wanita

pict 1: menata daun tembakau untuk sebelum dikeringkan


pict 2: proses menyortir daun tembakau yang sudah dikeringkan


pict: setelah pulang sekolah langsung ikut membantu orang tua

wee.....bingung neh, takutnya suudzon sama orang lain, apalagi ini temen sendiri. Biasa masalah kerjaan. Apaan seh???ehmm baiklah aku ceritakan

Jadi tiap hari aku jaga di warnet dapat giliran pagi, sampai kemarin kertas ukuran A4 untuk ngeprint masih lumayan banyak, tapi pagi ini udah habis. Padahal di buku laporan gakpendapatan dari print gak begitu banyak, cuma tertulis beberapa lembar. Iya seh emang tadi pagi temen ku sesama OP lagi ngeprint skripsinya, gak sekedar 5 6 lembar. Tapi lebih dari 15 lembar dan gak dimasukin ke pendapatan warnet. Yah aku seh diam aja, secara dia lebih senior dari ku, ntar kalau aku negur atau gimana dianggapnya nglawan.

Mungkin admin warnet ku gak paham atau ngeh dan tanya ini itu, tapi aku sendiri yang rasanya gak enak. Seperti melihat korupsi dan aku diam saja. Huft bingung rasanya, kalau aku mengadu dikiranya tukang adu, tapi memang seperti itu lah kenyataannya.


Aku semakin mempertanyakan eksistensi kejujuran di dunia ini, apakah akan terus ada sampai esok atau mulai punah dan menghilang seperti dinosaurus?



Mungkin sikap ku salah, membiarkan kebohongan semakin merajalela, tapi aku bisa apa. Tak punya cukup keberanian untuk melakukannya......

Senin, 29 November 2010

Biarkan Mereka Berkomentar.......aku tetap berjalan di Jalanku

Well sudah lebih dari dua bulan aku bekerja sebagai operator warnet, dan aku akui pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang gampang walaupun jika dilihat hanya duduk di depan komputer. Dalam pekerjaan ini aku harus menyempatkan waktuku 8 jam per hari, waktu yang cukup panjang bukan. Kalau aku dapat giliran jaga pagi dari jam 8-16 otomatis aku tidak mempunyai kesempatan untuk ke kampus. Sebenarnya hal ini juga menggangguku, dan menjadi masalah tersendiri. Teman-teman kos ku bahkan sampai berkomentar" kok kamu gak pernah ke kampus, gimana dengan skripsimu?". Aku pun bingung mo jawab apa, aku pun sedang berpikir untuk menyingkonkan antara jadwal kerjaku dan skripsiku. Saat ini memang hampir setiap hari aku bekerja di warnet karena warnet tempatku bekerja sedang kekurangan karyawan. Kalau terus seperti ini tentu aku sangat keberatan, aku pasti akan kesulitan membagi waktuku. Tapi untung saja ada orang yang berminat dan mendaftar sebagai operator, setidaknya aku bisa sedikit lega. Kalau seperti ini aku punya waktu untuk mengurusi kuliah ku (red: skripsi) sembari aku juga bekerja, mencari pengalaman dan kenalan.

Aku senang bekerja sebagai operator di warnet tempat ku sekarang bekerja, dari sini aku bisa bertemu banyak orang, banyak kenalan dan yah aku baru bisa merasa bahwa sebenarnya hidup seperti ini, dinamis. Setiap waktu ada yang bisa ku hasilkan. Mungkin di bandingkan waktuku 8 jam yang agak terbuang di sini (sebenarnya gak terbuang juga seh, diasumsikan dimanfaatkan untuk mengerjakan skripsi mungkin lebih bermanfaat) akan lebih berguna jika ku gunakan untuk ke kampus, mengerjakan skripsi konsultasi dsb. Tapi di sini aku mendapat kebahagiaan, bahagia ketika memperoleh uang hasil jerih payahku sendiri


Sabtu, 27 November 2010

Pejuang skripsi, bersemangatlah slalu.......

Kemballi bermain dengan waktu.....well tak terasa ternyata sudah 4 tahun lebih 3 bulan beberapa hari melewatkan perjalanan sebagai mahasisa fakultas Pertanian di Universitas Gadjah Mada. Secara akademik tentu sudah banyak sekali pelajaran yang saya pelajari, tetapi pada kenyataannya hanya beberapa persen saja yang masih bertengger di dalam tak saya.

Perjalanan sebagai seorang mahasiswa diakhiri dengan perjuangan menuliskan sebuah karya ilmiah, untuk mendapatkan gelar yang diperjuangkan bertahun-tahun. Menurut saya menulis tugas akhir atau skripsi adalah perjuangan paling keras yang harus dihadapi sepanjang menempuh. Disini kita para mahasiswa pejuang skripsi,dituntut untuk:
1. Kerja Keras
2. Berpikir logis dan analitis
3. Kerja keras
4. Mandiri
5. Berpikir mendalam, melihat segala sesuatu lebih dalam dalam dan semakin dalam
6. Selalu bertanya dan bertanya slalu
7. Kerja sama
dan banyak hal lain yang bisa kita petik sebagai pejuang skripsi,apalagi ketika kebetulanatau memang diberikan dosen yang bisa dibilang sangat perhatian dengan penelitian kita. Dosen jenis tersebut adalah dosen yang menginginkan apa yang kita tulis dan kita buat adalah yang terbaik dan bukan asal-asalan hanya untuk mendapatkan gelarSarjana, Bukan seperti itu. Dan ada kalanya dosen yang seperti itu adalah dosen yang paling dihindari oleh mahasiswa kebanyakan.

Kenapa demikian?karena biasanya kita akan semakin lama menjadi pejuang skripsi.......

Percaya deh, coz ini adalah pengalamanku sendiri. Mendapatkan dosen yang paling dihindari oleh sebagian besar mahasiswa, karena memang dosen yang satu ini sudah terkenal perfeksionis dan ditambah lain sibuk so susah untuk ditemui buat bimbingan. Metode untuk bimbingan pun berbeda dengan dosen-dosen lain. Karena kesibukannya mengurus ini dan itu, segala macam proyek smua bimbingannya untuk bimbinganskripsi dijadikan menjadi satu seperti kelompok belajar. Disini kita tidak hanya belajar tentang penelitian kita, tapi juga belajar dari penelitian orang lain. Suatu metode yang belum pernah aku temui sebelumnya.
Apapun jenis penelitian, tema, peelitian kit untuk skripsi yang pasti akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pola pikir kita, cara memandang suatu permasalahan.
Dan disini bersama dosen saya, aku sedang belajar untuk lebih kritis, analitis, logis, dan berpikir mendalam. Disinilah juga tempat kita digodok untuk menjadi manusia yang lebih berakal, manusia yang lebih dewasa.






Menunggu (lagi dan lagi)....huft

tik tok tik tok....bukan lagi hitungan detik, tapi jam
well sduah 103 menit tapi dia belum juga datang,uuuuhhhh dongkolll abisss.....kenapa slalu seperti ini seh, aku yang berjanji tidak akan telat jadi goyah juga kalau diperlakukan seperti ini terus.

dalam hati aku bernyanyi......
ku inginmarah.....melampiaskan, tapi ku hanyalah sendiri di sini
ingin ku tunjukan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewaaaa....... (sangat!!!)

rasa dongkolku rasanya sudah memuncak, smua yang ada didepanku ingin rasanya ku campakan, tapi tentu saja tak ku lakukan.......rasa ini sudah memuncak sampai ubun-ubun hingga hampir memaksaku mengeluarkan air mata....(oh tidak...., malu tahu klo sampai ketahuan)

beneran udah gak tahan........

Kamis, 04 November 2010

Jam baru menunjukan sekitar pukul 1 dini hari, hari Jumat baru beberapa jam dilalui. Orang-orang sudah banyak terbuai oleh dinginnya udara di malam itu dibawah selimut masing-masing. Keheningan malam itu tiba-tiba berubah menjadi keramaian orang-orang dengan menampakan wajah cemasnya. Ya merapi kembali meletuskan material padat dari dalam perutnya. Saat itu baru 1 jam menapaki hari Jumat, tepatnya dini hari tadi tanggal 5 November 2010. Sebelumnya suara gemuruh cukup keras terdengar seperti suara halilintar. Sekitar pukul 1 terdengar suara hujan menjatuhi atap, tapi hujan yang terjadi bukan hujan air seperti normalnya. Yang terjadi adalah hujan abu dengan ukuran yang besar, atau mungkin lebih tepatnya hujan pasir. Bersamaan dengan hujan pasir itu juga sempat dirasakan getaran-getaran gempa walaupun nggak begitu besar. Hujan pasir itu sempat membuat orang-orang panik, termasuk teman-teman kos.

Anak-anak kos langsung bangun ketika merasakan getaran gempa dan langsung berkumpul dikaman Ipeh, kamar yang ada Tv nya. Kami langsung mencari tahu keadaan merapai dari statsiun TV. Walaupun akhir-akhir ini stasiun Tv dicemooh banyak orang karena terkadang memberitakan seara berlebihan, tapik kami masih percaya dengan stasiun TV. Dari pemberiataan di TV tersebut ttampak kepanikan melanda masyarakat khusunya di daerah Jalan kaliurang bagian atas, keadaannya mencekam dan tampak sangat crowded. Keadaan semakin ngeri karenabeberapa kali terdengar suara sirine yang meraum-raum ditengah malam itu. Suasana malam yang dingin seharunya sangat nyaman buat meringkuk dibawah selimut, tapi malam itu urung dilakukan karena pikiran yang tak tenang.
Hujan abu terus berlanjut sampai siang hari, walaupun bukan jenis abu ukuran besar/pasir. Cukup berat juga keluar rumah pada saat itu, karena abunya yang pekat mengganggu pernafasan dan pedih di mata. Jika memang harus terpaksa keluar rumah maka harus berbekal masker buat menutup hidung dan mulut serta kaca mata untuk menghindari abu masuk ke mata. Bangunan dan jalan semuanya tampak putih, terkadang angin bertiup menerbangkan abu-abut tersebut. Warga masyarakat dihimbau untuk tidak keluar rumah sampai langit tampak cerah dan hujan abu sedikit mereda.
Pagi ini mau tidak mau saya harus menyerangi hujan abu itu karena ada jadwal bimbingan dengan dosen. Kebetulan waktu itu saya memakai celana jeans hitam, sampai di kampus warnanya sudah berubah menjadi sedikit abu-abu terkena abu vulkanik dari merapi.

Entah keadaan ini akan berlangsung sampai berapa lama, aku pun gak tahu harus berbuat apa. Orang tua menyuruh segera kembali saja ke rumah, tapi sepertinya hati ini tidak mau meninggalkan kota Jogja dalam keadaan seperti ini. Dari pada kembali ke kampung halaman dan hanya memantau keadaan dari Televisi, aku lebih memilih untuk menjadi relawan dan membanu saudara-saudara pengungsi.

Smoga, semua ini cepat berakhir tanpa meniggalkan kesengsaraan yang mendalam bagi warga Jogja.

Selasa, 02 November 2010

STOP mengumbar PENDERITAAN

Tulisan ini saya buat karena rasa malu saya setelah membaca blog seorang yang berhasil mewujudkan mimpinya. Saya selalu terkesan dengan orang2 seperti dia,yang menyebut dirinya as a lucky bastard. Bagiku itu bukanlah suatu keberuntungan, tapi itu adalah hasil dari kerja kerasnya yang melebihi orang lain. Salut banget aku.....Siapa dia itu, silahkan cek aja di blognya http://hifatlobrain.blogspot.com

Selama ini saya juga percaya akan adanya keberuntungan, dan menurut saya, bisa hidup dan menikmati dunia ini adalah suatu keberuntungan yang sangat luar biasa. Mungkin karena saya terlalu asik menggantungkan smuanya pada nasib dan mengharapkan keberuntungan, terkadang saya lupa untuk kerja keras. Saya berpikir apa pun yang saya peroleh bukan karena kemampuan saya, tapi lebih karena keberuntungan. Contohnya saja, saya bisa masuk ke salah satu Universitas ternama di Indonesia ini karena keberuntungan saya dalam menghitam2kan jawaban ujian masuk, bukan karena kemampuan saya berpikir. Saya lupa bahwa saya juga harus rela pulang sore dan belajar sampai larut malam sebelum waktu ujian itu tiba. Mungkin itu lah hal yang harus saya ingat, mengingatkan bahwa sebenarnya saya juga hebat (memuji diri sendiri).

Sudah bertahun-tahun saya terkurung dengan yang namanya keberuntungan, kini saatnya saya harus berusaha semaksimal mungkin, dan smoga slalu diiringi keberuntungan. Ini bukan lagi saatnya mengumbar betapi menyedihkannya hidup saya karena keberuntungan itu tlah menjauh, tapi inilah saatnya saya kembali menarik hait keberuntungan supaya kembali mendekat di sisi ku.

Mungkin saya sudah terpengaruh sinetron dan program2 TV yang menjual kesedihan untuk menarik simpati. Dan itu bukan jamannya lagi, sekarang kita lah yang harus aktif berusaha dan bekerja keras, menghindarkan kesedihan dan kepedihan. Selalu merasa bahagia akan berpengaruh positif terhdap diri kita.
Smoga Lebih Baik.....Amin